KeyWord

Rabu, 06 Mei 2009

Model Pembelajaran 99 Second


MODEL PEMBELAJARAN 99 DETIK
(Materi dan Media Pembelajaran dalam TIK)

Oleh:
Agus Nuryanto (208533414734)




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
Maret 2009



A. Media Pendidikan dalam TIK
Proses pendidikan adalah proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya, dalam pendidikan terjadi proses belajar yang terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dalam lingkungannya. Seseorang telah belajar bisa dilihat dari adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin di sebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya dalam melakukan interaksi belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkungannya yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, bahan, dan materi pelajaran yang berupa buku, modul, majalah, dan yang sejenisnya dan berbagai sumber belajar dan fasilitas berupa proyektor, overhead, perekam pita audio radio, komputer dan lain-lain.
Guru yang merupakan faktor yang turut mempengaruhi proses belajar mengajar hendaknya mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media apabila media tersebut belum tersedia. Menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 1996:2) menyatakan bahwa guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media yang meliputi:
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c. Seluk-beluk proses belajar.
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
g. Beberapa jenis alat dan teknik media pendidikan.
h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.
i. Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Jadi seorang guru dalam proses belajar mengajar hendaknya dalam menggunakan media disesuaikan dengan tujuan yang sudah ditetapkan serta mampu menggunakannya dalam pembelajaran dan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses belajar mengajar. Menurut asal katanya, ”media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah yang berarti perantara atau pengantar.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan” (Arif S Sadiman, 2003: 6). Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Associationfor Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas media instruktional (Asnawir, 2002). Kaitannya dengan pembelajaran media sangat diperlukan oleh pendidik. Karena dengan media Pendidik akan mudah untuk menyampaikan materi dan juga siswa akan lebih mudah untuk menerima materi yang disampaikan. Oleh karena itu tanpa adanya media dalam proses belajar mengajar siswa akan kesulitan dalam menerima materi.
Merujuk pernyataan di atas bahwa media mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana kesulitan itu harus diatasi sendiri (Arif S Sadiman, 2003: 16).


B. Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar-mengajar. Berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa.
Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1979) menekankan pentingnya media sebagai alat untuk merangsang proses belajar-mengajar. Pemahaman akan nilai yang dimiliki masing-masing jenis media ini penting, karena dalam proses pendidikan belajar-mengajar, guru harus memilih media yang tepat agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat terwujud dalam diri siswa. Selama proses belajar-mengajar berlangsung akan selalu terjadi interaksi antara guru, siswa, dan media pengajaran yang digunakan.
Dalam hal ini, yang perlu dipikirkan adalah media apa yang perlu dipilih dan digunakan dalam proses belajar-mengajar? Apakah sebaiknya digunakan satu media saja, atau digunakan beberapa media sekaligus? Aneka ragam media pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Brets membuat klasifikasi berdasarkan adanya tiga ciri, yaitu: suara (audio), bentuk atau visual, dan gerak atau motion. Dari uraian yang dikemukakan pada bagian diatas, dapat disimpulkan bahwa berbagai jenis media tersebut pada dasarnya dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu media cetak, media elektronik, dan obyek nyata atau realita.
Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002), didefiniskan sebagai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mecakup beberapa tahapan, seperti :
1. Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar (PBM), yang berkaitan dengan strategi
yang akan digunakan oleh pengajar dalam menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM.
2. Strategi perencanaan proses belajar mengajar, berkaitan dengan langlah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan.
3. Strategi pelaksanaan proses balajar mengajar, berhubungan dengan pendekatan sistem pengajaran yang benar-benar sesuai dengan pokok bahasan materi ajar.
Dalam merencanakan pengajaran, disamping menentukan media yang akan digunakan, guru perlu pula menetapkan alat-alat pengajaran yang akan dipakai. Pemilihan alat pengajaran digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar. Alat pengajaran dapat dikelompokkan dalam dua jenis alat pelajaran yang bersifat umum, misalnya: papan tulis, kapur, spidol, dan penggaris dan alat pengajaran yang bersifat khusus, misalnya: mikroskop, jangka, dan kuas. Dalam melakukan pemilihan alat pengajaran, terutama alat pengajaran yang bersifat khusus, perlu diperhatikan sejumlah faktor, yaitu: kesesuaian dengan kemampuan yang ingin dikembangkan dalam diri siswa, kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa, dan kemampuan penyediaannya.


C. Model Pembelajaran 99 detik dengan Menggunakan Media Visual
Model pembelajaran 99 detik adalah suatu rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi, dengan cara meminta siswa untuk mengorganisasikan secara singkat informasi ke dalam penyajian dengan waktu tidak lebih dari 99 detik. Dalam belajar-mengajar siswa dituntut untuk melakukan pengorganisasian suatu masalah ke dalam bentuk informasi yang penting dan siswa melakukan suatu presentasi tentang butir penting yang telah disusunnya. Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian siswa dalam PBM, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi siswa.
Dalam model pembelajaran 99 detik, perancangan media yang digunakan dalam belajar-mengajar adalah dengan Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual. Media ini menuntut keterampilan dan perlengkapan tertentu dalam pengadaannya. Pada media visual, objek-objek yang ingin diperlihatkan melalui slide ini dapat ditampilkan dalam warna yang lebih realistik dan orisinil. Disamping itu, perangkat slide ini mudah di revisi dan diadaptasikan, mudah dipergunakan dan disimpan serta mudah disusun kembali bila perlu, dapat dikombinasikan dengan alat lain (misalnya audio-tape) agar lebih efektif, dan dapat disesuaikan dengan kepentingan setiap individu atau kelompok belajar-mengajar.
Media visual ini misalnya menggunakan power point untuk menyampaikan informasi lebih singkat dan jelas cepat dalam penyampaiannya. Salah satu kompetensi proses belajar mengajar bagi seorang pengajar adalah keterampilan mengajak dan membangkitkan siswa berpikir kritis. Kemampuan itu didukung oleh kemampuan pengajar dalam menggunakan media ajar. Media visual power point ini akan bisa mempresentasikan informasi dalam bentuk poin-poin penting yang ada dan membuat jelas informasi yang dikirimkan dan pada penerima akan semakin paham dengan apa yang disampaikan dengan melalui perantara siswa sendiri agar menumbuhkan aktivitas dan kereativitas sehingga terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

newspaper>>>